Sabtu, 23 Desember 2017

Pelestarian Kain Prada khas Klungkung



Pelestarian Kain Prada khas Klungkung



Tradisi membuat kain prada salah satunya terdapat di daerah Klungkung, yang keberadaannya masih eksis dan mendapat tempat di tengah masyarakat pendukungnya. Sentrasentra kerajinan kain prada ini terdapat di daerah pedesaan terpencil Paksebali, Kecamatan Dawan. Seperti misalnya di banjar Satria dapat diketahui sebagian masyarakatnya menekuni kerajinan kain prada, yang pada awalnya aktivitas ini berlangsung hampir di setiap rumah dan keluarga, dikerjakan oleh kaum perempuan untuk mengisi waktu senggang, disela-sela kegiatan rutinnya sebagai ibu rumah tangga. Oleh karena melihat usaha pembuatan kain prada ternyata mempunyai prospek yang cukup menjanjikan, terutama dalam hal finansial, aktivitas pembuatan produk kerajinan akhirnya juga di tekuni oleh kaum laki-laki, bahkan ada yang menjadikannya pekerjaan pokok atau profesi. Produk yang dihasilkan kebanyakan berupa sarana perlengkapan upacara agama berupa ider-ider, payung (tedung), langse, wastra, kampuh, ulon dan yang lainnya. Namun produk yang paling dominan dibuat berupa ider-ider dan payung (tedung untuk perlengkapan sarana upacara).

Melihat produk kerajinan tersebut di atas, nampak proses pengerjaannya terutama pada kain prada nampak sangat sederhana dan melalui beberapa tahapan dengan sistem kerja borongan. Tahap-tahap kerja yang dimaksud adalah pertama, membuat pola atau motif dengan cara disoder untuk memudahkan pemasangan warna prada, oleh karena bahan dasar yang digunakan adalah kain bludru, jika kain dasarnya tidak menggunakan kain bludru motif atau pola di seket dengan pensil; kedua, pemasangan warna prada dengan cara dipoleskan memakai alat kuas pada permukaan pola/motif. Pemasangan prada ini dapat dilakukan oleh kaum wanita dan laki-laki.
Bahan prada yang digunakan adalah warna prada cair. Penerapan teknik pengerjaan lebih menonjolkan keterampilan tangan. Sangat berbeda dengan proses pengerjaan tedung (payung) nampak lebih rumit dengan teknik konvensional, dan hanya sebagian pekerjaan menggunakan alat mesin seperti menjahit, membuat tangkai payung dengan mesin bubut. Teknik pembuatan payung, diawali dengan membuat tangkai payung dengan menggunakan bahan kayu albesia, dikerjakan oleh kaum laki-laki. Dilanjutkan membuat kerangka payung dengan menggunakan kayu, bambu dan benang sebagai pengikat. Apabila kerangka payung telah selesai dikerjakan, langkah berikutnya dengan merakit kain satin, katun, atau bludru pada kerangka payung. Pemakaian dari masing-masing jenis kain tersebut tergantung pesanan, tentunya dengan harga dan kwalitas yang berbeda-beda. Perakitan kain pada kerangka payung juga dilakukan dengan cara dijahit menggunakan mesin jahit. Pekerjaan ini harus dilakukan dengan hati-hati agar jarum tidak patah karena tersentuh bambu. Proses selanjutnya adalah pembuatan rumbai-rumbai payung dengan cara merajutan benang wool. Warna benang disesuaikan dengan warna kain yang digunakan, agar diperoleh keserasian dan keharmonisan warna payung. Langkah terakhir, adalah penerapan ornamen pada payung dengan cara penempelan atau pengolesan prada.
Inilah kain yang menandakan status sosial kalangan bangsawan. Motif prada merupakan hasil lukisan emas yang diterapkan pada sehelai kain. Kain motif keemasan prada, dipergunakan sebagai busana pemotongan gigi maupun pernikahan yang menggunakan payas Ageng sebagai simbolisasi keagungan status sosial pemakainya.

Sumber:
https://handicraftkhasbali.wordpress.com/2013/01/02/seni-kerajinan-kain-prada/
http://aenipraditia.blogspot.co.id/p/blog-page_26.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cara membuat tape banten

Cara membuat tape banten Tape banten adalah salah satu sarana yang dipergunakan untuk pelengkap banten seperti soda dan lain sebaga...